Mengapa Remaja Enggan Cerita Pada Orang Tua?

Kalau kita punya kesalahan dan orang tua kita tidak tahu-menahu, apa yang bakal kamu dan saya lakukan? Sulit pasti untuk memberitahukannya. Jika mereka tahu pasti mereka bakal marah besar, namun sebaliknya hati nurani kita pasti terganggu (jika hatimu merasa baik-baik saja, kamu patut memeriksanya!). Dalam situasi ini, saya lebih menyarankan untuk memberitahukan kesalahan yang dilakukan itu pada orang tua dahulu [jika tidak punya orang tua lagi, silahkan beri tahu pada orang yang peduli].



Awalnya, mereka mungkin akan sangat kecewa dan mungkin diikuti dengan kemarahan. Akan tetapi, yakinlah mereka tidak akan selamanya seperti itu! Kebanyakan pada akhirnya akan mencari solusi yang baik dan menerima saya dan kamu lagi.* Kejujuran pasti sangat bernilai di mata mereka!

Paparan dalam dua paragraf tadi, mungkin sangat berterima. Namun, bagaimana dengan cerita ini:

Awalnya, si A sering sekali melakukan suatu hal ataupun memutuskan sesuatu tanpa menceritakannya pada orang tua dahulu. Terkadang, dia memberi tahu apa yang ingin dia lakukan kepada sanak saudaranya ataupun pada temannya-pokoknya selain orang tuanya. Mungkin dia beralasan pasti orang tuanya tak akan setuju. Hingga suatu hari, orang tuanya tidak suka dengan sikap si A ini. Orang tua menjelaskan bahwa mereka tidak suka anaknya bersikap seperti itu, mereka ingin supaya anaknya itu bercerita dulu pada mereka sebelum mengambil keputusan.

Si A pun mau menaati orang tuanya. Pada suatu saat, dia punya ide dan ingin merealisasikannya. Si A pun menceritakan kemauannya itu pada orang tuanya. Akan tetapi, sangat disayangkan, pada saat itu juga si orang tua langsung mengatakan – tidak! Orang tuanya langsung men-judge si A dengan berbagai ocehan.

Apa yang dapat kita simpulkan dari cerita di atas?

Helda sendiri benar-benar kesal jika berada di posisi itu. Bukan karena orang tua tidak menyetujui hal yang diajukan itu akan tetapi lebih kepada penyampaian dan caranya berkomunikasi. Sering kali orang tua tidak mau menjelaskan secara perlahan mengapa mereka tidak setuju – mereka malah langsung nyerocos ini-itu, sehingga hasilnya adalah anak atau remaja enggan untuk mengungkapkan isi hati mereka. Anak atau remaja curhat pada teman-teman mereka lebih memilih untuk ber- yang sayangnya teman-teman ini ada yang malah mengiyakan saja-mendukung semua yang pendapat si pen-curhat.

>>>Para orang tua apakah kalian telah menyisihkan bukan menyisakan waktu untuk mendengarkan anak-anak serta para remaja kalian?


*Kebanyakan orang tua bagaimanapun akan mencari solusi untuk anak atau remajanya. Mungkin ada juga yang tidak peduli.

Share this:

Penulisan markup di komentar
  • Untuk menulis huruf bold silahkan gunakan <strong></strong> atau <b></b>.
  • Untuk menulis huruf italic silahkan gunakan <em></em> atau <i></i>.
  • Untuk menulis huruf underline silahkan gunakan <u></u>.
  • Untuk menulis huruf strikethrought silahkan gunakan <strike></strike>.
  • Untuk menulis kode HTML silahkan gunakan <code></code> atau <pre></pre> atau <pre><code></code></pre>, dan silahkan parse dulu kodenya pada kotak parser di bawah ini.
Show Parser Box

Disqus CommentsLoadHide